Siang yang begitu terik tak menyurutkan kaki kecil gadis
berumur 10 tahun itu. Dengan irama jantung yang semakin berdegup kencang ia pun
menghentikan pelariannya. bersembunyi dibalik pohon mangga yang cukup besar
untuk sekedar menutupi tubuhnya yang mungil. Beberapa menit kemudian Ia
beranikan diri untuk mendongakan kepalanya, mengamati dari jauh seorang pria
berumur 29 tahun yang masih tampak kebingungan karena tak berhasil
menemukannya. Namun ditengah pengintaiannya itu, tiba-tiba sebuah tangan meraih
pundaknya hingga membuat jantungnya berdegup lebih kencang lagi.
“Olly?”
Suara
itu, ia mengenalinya. Ya itu adalah suara Viola, ibu dari gadis kecil yang
tengah ketakutan setengah mati.
“Kenapa
sayang? Kenapa wajah kamu pucat?” tanya
Viola lembut sambil mengusap dahi Olly yang penuh dengan bintik-bintik
keringat.
“Nggak
ada apa-apa,” jawab Olly singkat untuk kemudian meninggalkan ibunya dan segera
beranjak ke mobil. Ia ingin secepatnya tiba dirumah.
Viola
tak berkomentar apa-apa meski Ia tahu pasti ada sesuatu yang membuat putri
kecilnya terlihat gusar. Tapi Ia mengerti betul sifat Olly. Jika Olly sedang
tak mau bicara, dipaksa dengan cara apa pun pasti Ia tidak akan cerita. Ada
saatnya Olly memberitahukan masalahnya pada Viola dan mungkin saat ini bukan
waktu yang tepat.
Viola
segera menyusul Olly memasuki mobil berwarna hitam mengkilat itu dan segera
mengemudikannya dengan kecepatan sedang.